Catatan Lapangan H5 EJR Haruku
14
Okt. 17
Catatan
lapangan hari ini.
Pagi
buta sekitar jam 3 WIT aku terbangun gara-gara transkip wawancara belum
selesaidan tertidur dengan keadaan laptop dan hp menyala didekatku. Lalu aku
mematikan semua barang elektronik dan kembali tidur. Hahaha terbangunkembali
sekitar jam 6 langsung mengerjakan transkip wawancara yang belum selesai. Aku
terburu-buru sehingga belum sempat mandi dan sebagaimnya. Ketika grup haruku
ramai membicarakan rapat dadakan dalam waktu 15 menit harus ada di rumah
kewang, aku langsung beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi. Sampai pergi
ke rumah kewang dengan terburu-buru dan banyak yang tertinggal, termasuk
sarapan.
Sampai
di rumah kewang ternyata rapat sudah dimulai, aku sedikit tertinggal dan
tiba-tiba sudah masuk dalam team film dan foto (mungkin gara-gara aku bawa
kamera dan lumayan bisa ngambil foto dan video, ngeditnya mah engga. Hehe).
Okefix,, kami mulai bekerja sehabis rapat tersebut sesuai pembagian kerjaan.
Tulisan malah dikesampingkan dan fokus dulu pada foto sama video. Walaupun
akhirnya aku tetap dikejar deadline tulisan yang ditagih sama pak Martin dan
pak Mesak. Hohoo..
Lanjut
gaisss.. tugas pertama yang jelas setelah dibagi team ini, aku sama Tanti dan
Alva kebagian tugas memotret dan mengambil video benteng Neiw Zelandia yang
letaknya di tepi pantai. So what?? Tentunya hal yang harus kami lakukan
mengambil momenya itu dari tengah laut. Carilah aku perahu atau sampan yang
bisa dipinjam untuk kami pergi ke tengah aut. Dan alhamdulillahnya dapat sebuah
sampat yang ada penyeimbangnya. Hehehee aku menjadi nahkoda disitu, dibantu
bapak untuk mngarahkan harus ke arah mana saja ke lautnya. Sedangkan tanti
fokus untuk mengambil gambar dan video benteng.
Ternyataaa..
beda lo gais mendayung perahu di danau dan di laut.. lumayan ngesang ditambah
cuacana panas pisannnn... aku pakai rok disitu dan memang salah kostum banget.
Bersusah payah melawan ombak yang kecil
tapi banyak mebuat perahu goyang terus. (fotonya di instagram ya @melamaull)
hehee.. walaupun lautnya ngga dalem kata bapaknya cuman semeter lebih aja
“cuman” tetep aja bahwa itu laut dan luamayan seram. Kapal terombang ambing di
laut dan kami berani mengambil resiko di tengah laut untukmendapatkan view yang
bagus dari benteng peninggalan Portugis tersebut.
Tentunya..
hal tersebut harus diabadikan dong yah, buat kenang-kenanangan bahwa aku pernah
jadi nahkoda yang so soan bisa padahal lumayan bisa. Hehee aku minta tolong ke
Alva untuk memotret aku, Tanti sama bapakketika berada di tengah laut. Dan
itulah hasilnya di instagram. Hehehee setelah mendapat gambar dan video yang
cukup, kami kembali ke tepian karena di tengah laut panas banget. Setelkah
sampai, aku langsung mengembalikan dayung kepada mamak pemilik perahu dan
mengucapkan terimaksih kepada bapak yang sudah mengantar ke tengah laut tadi.
Akhirnya
dapat tuh foto sama video bentengnya, lalu kami sejenakberistirahat dibawah
pohon rindang dekat benteng. Mulai lagi deh, dimana ada kamera disitu pasti
difoto. Hehee silih bergantian memotret satu sama lain, terus kami juga turun
ke tepian laut dan naik ke patahan benteng yang terdapat banyak sekali
kepitingnya. Tanti mulai mengabadikan epiting itu sedangkan aku naik ke atas
reruntuhan benteng dan dofotolah. Hasilnya ada di IG yaa. Hehee.. ternyata
memandang laut biru bersih itu tenang sekali, awannya yang putih, pulau ambon
yang terlihat jelas, anginnya yang sepoi-sepoi membuat aku betah berada disini,
di pulau Haruku ini.
Kami
kembali ke rumah Kewang sebagai basecamp sejati di Haruku. Sejenak disini karen
waktu sudah siang dan ada panggilan lain yang ingin kami sebagai team foto dan
film abadikan. Aku sama Tanti pergi ke kampung Baru untuk melihat proses
pembuatan sagu dan mencari ulat sagu. Hohooo ini yang aku tunggu-tunggu ketika
disinii, pengen sekaliiii... tetapi sebelum itu kamii diharuskan makan siang
dulu di rumah piaranya Jefry, makanlah kita dengan Papeda. Tanti baru pertama
kali memakan papeda dan kami belajar lagi cara menggulungnya. Setelah perutnya
kenyang keisi papeda sedap, kami (ak, Tanti, Lin, Ria dan Kakak) pergi ke dusun
sagu untuk melihat proses pembuatansagu ari mulai batangnya diparut sampai
megendap untuk menjadi gumpalan-gumpalan tepung sagu.
Kami
menyusuri jalanan hutan yang sudah bagus jalannya sampai pada jalan yang menuju
ke gunung Amantomoi. Aku sudah kenal jalan itu karena sebelumnya pernah kesitu
beberapa hari yang lalu. Kakaknya membawa parang untuk mencari ulat sagu yag
ada di batang-batangsagu busuk. Dannnnnnnn.... apat beberapa ekor ulat saguuu
walaupun belum segede yang aku bayangkan sebelumnya. Dijelaskan dulu oleh
kakaknya bawa sebelum menjadi ulat sagu, hewannya adalah seekor serangga. Ulat
sagunya lumayan banyak tapi kami simpan dulu karena belum berani memakannya
sebelum dicuci. Hehee.
Sampailah
kami di tempat pengolahan sagu. Langsung kami mempraktekan bagaimana mebuat
sagu dari awal batangnya sampai jadi mengendap dan aku sama kakak mengambil
sendiri endapan tepung sagu yang sebentar lagi bisa diambil. Sebelumnya, aku
dikasih dulu batang sagu yang siap untuk diparut oleh kakak. Pas aku coba
ternyata teksturnya lebih lembut dari tbu dan rasanya ada sedikit manisnya.
Kata kakak aku orang paling berani memakan batangsagu langsung tanpa diparut
dulu, padahal sebenarnya ada serat yang kerasnya. Sebenarnya aku ga makan
sampai ditelan, cuman dikunyah aja. Hehee
Inilahhh
saaat yang ditunggu-tunggu. Wkwkwkk memakan ulat sagu hidup-hidup. Aku
memberanikan diri memakan ulat sagu nih setelah mencucinya dulu disungai.
Divideoin lah sama Tanti dan aku yang minta buat ada kenang-kenangan.
(insyaallah di uplaod di IG ya haha) Ternyataa rasanya ituu gurih seperti susu
murni dan ada sdikit rasa manisnya. Tekstur kulitnya itu agak luamayan terasa
kasar karena bulu-bulu ulatnya masih ada dan kenyal kaya mengunyah jamur
kuping. Wahh ini pengalaman yang paling wuahh.. apa yang aku inginkan tercapai
di Haruku ini. alhamdulillah. Hehehee
Akhirnya
kami kembali ke kampung baru karena sudah jam 3 juga untuk makan sore dan
kembali ke rumah kewang. Kami singgal di rumah piaranya Lin dan tidur disana
sebentar sampai jam setengah 5. Hehe kami dibuatkan manisan pala yang direndam
pakai air garam sebentar agar tidak kesat. Habis itu dicampur dengan gula pasir
dan cili ditumbuk kasar. Aku dan Lin makan lagi karena memang laparr lagiiii.
Wkwkk makan disini makmur sekali, dan gendutan kayanya kalau pulang dari
Haruku.
Waktu
sudah menunjukan pukul 17.15 WIT, team film dan foto mulai bekerja lagi nih.
Spot kami selanjutnya dipantai kuburan seperti kemarin, mengambilkembali view
selama setengah jam lebih untuk film dokumenter. Mntap kan, sanpai jam setengah
7 malem di kuburan dan udah gelap pas pulang. Usaha yang maksimal hasilnya juga
ngga sembarangan dong.. alhamdulillah hasilnya puas sekali, awan dan
mataharinya dapet dan bagus menurutku. Heheheee
Akhir
dari cerita ini,,aku pulang ke rumah dan mamak piaraku sedih gara-gara aku udah
dua hari ga makan siang di rumah, heheee habis itu aku ngbrol sama mamak
serunya hari ini dan aku pamit untuk menginap di rumah kewang sampaiii aku
sekarang (pukul 00.51 WIT 15 Oktober 2017) menceritakan catatan lapangan hari
ini.
Terimakasih
atas nikmatnya yang tiada tara hari ini, aku bersyukur mata dan rasaku masih
dapat merasakan sebagimana mestinya. Aku mmerasa aku paling beruntumng.
Terimakasih ..
Komentar
Posting Komentar