Catatan Lapangan H2 EJR Haruku

Hari kedua Selasa, 10 Oktober 2017
Hari ini hari yang panjang juga ternyata, di hari kedua ini kami sang peserta ekspedisi jalur rempah mulai dilepas ke pulau masing-masing kelompok yang sudah ditentukan sejak awal. Hai pulau Haruku, aku sudah melambaikan tanganku dari kejauhan. Yang dibayangkan adalah, betapa akan sulit disana untuk menyesuaikan semuanya, terutama ketika tinggal bersama di rumah warga setempat.

Perjalanan dimulai..

Tepat pagi jam setengah tujuh, kami seluruh peserta ekspedisi berkumpul di hall menyimpan barang-barang yang akan dibawa dan ditinggal di BPSDM. Selesai packing, kamisarapan di tempat makan yang bernama Papeda (masih di sekitar BPSDM). Sehabis itu kami bergegas kembali ke Hall dengan semangat untuk mempersiapkan berangkat ke pulau masing-masing. Saking semangatnya, kami menerjang hujan dikala itu yang lumayan deras sedari pagi. Pembekalan dan pengarahan pun dilakukan ketika semuanya sudah berkumpul sesuai kelompok pulau.pelepasan peserta menuju pulau dilangsungkan oleh semua pihak dan dilepas oleh gubernur Maluku sendiri.

Sip dilepas.... berangkatlah beberapa kelompok yang harus berangkat pagi karena kapal untuk menyebrang tersedia pagi saja. Termasuk kelompok Haruku. Kami berangkat jam delapan lebih menuju pelabuhan Tulehu untuk selanjutnya naik seepboat menuju pulau Haruku. Sepanjang perjalan, kami melihat ada banyak pangkalan militer dan ada Universitas Patimura yang letak setiap fakultasnya itu jauhan. Kami berbicara tentang nanti bagaimana di Haruku, saling bercanda gara-gara sedang diliput oleh B-Pro miliknya Annisa. Oh iyaa... kami menggunakan bis untuk sampai ke pelabuhan dan sebuah angkot untuk mengangkat barang-barangnya, termasuk di dalamnya ada Fernandes, Revan dan satu lagi siapa lupa namanya yang hampir masuk dan pergi ke bis jurusan pulau Banda. Hahaa

Sesampainya di pelabuhan Tolehu... jeng jeng.. fotonya dimuat di instagram ya 1 .. ( @melamaull ). Ada banyak Sapi di tepi pantai pelabuhan Tolehunya. Ini merupakan sesuatu hal aneh bagiku, karena baru pertamakali melihat Sapi diliarkan di pinggir jalan dan di tepi pantai, banyak pula. Pelabuhan Tolehu ini yang saya lihat hanya ada speedboat saja, dan yang kami taiki speedboat yang lumayan besar dan panjang sehingga cukup untuk 20 orang. Sepanjang menyebrang lautan, mulai kembali becandaan ketika awal naik perahu. Saling sindir takut ada yang mabuk laut, padahal sampai akhir tidak ada untungnya. Di awal perjalanan ramaiiiii sekali, ketika ditengah-tengah mulai sepi krik krik, engga tau pada pusing atau ngantuk. Dan... ketika sampai di Pulau Haruku, baru mulai berkicau lagi semua orang.

Kami disambut dengan hangat oleh orang Haruku pada saat kami turun dari perahu pun. Tas kami dibawakan oleh mereka, lalu kami dipersilahkan untuk menuju aula desa kalo. Hehee eitss.. tunggu dulu.. pada saat turun darikapal, kami langsung disuguhi oleh patung Kalpataru (fotonya di instagram ya 2), luar biasa dan membuat kami sumeringah dengan negeri Haruku ini.  kami berjalan menuju aula yang sudah disiapkan oleh warga Haruku. Disini ada upacara penyambutan dan pembukaan oleh kepala Raja atau bapak Raja alias Kepala desa. hehe

Mulai lah orang-orang yang membawa kamera beraksi mendokumentasikan penerimaan kami di negeri Haruku ini. acar berlangsung dengan lancar, mulai dari penerimaan, sambutan, penyerahan plakat dari pihak direktorat sejarah untuk negeri Haruku, pemasangan banner di aulanya, pengenalan orang-orang yang berkecimpung di negeri Haruku, lalu saat yang ditunggu-tunggu adalah makan.. hehee Orang Maluku khususnya orang Haruku selalu menjamu tamunya dengan baik, mereka terkenal dengan keramahannya, selalu menyediakan makanan dan teh manis hangat. Hal itu semakin membuat kami semangat.

Setelah itu, kami dibagi-bagi untuk dengan siapa kami tinggal selama enam hari di Haruku. Tibalah aku kebagi hampir yang terakhir, tepatnya di rumah bapak dan mamak Yapi. Aku dijemput naik motor membawa semua barang-barang yang lumayan beratss.. ternyata jalan menuju rumah bapak lumayan dekat dari balai desa, hanya saja jalannya banyak pertigaan sehingga agak pusing menghafalnya. Tibalah di rumah, taraa.. ternyata hanya ada bapak saja, mamak belum pulang dari SMP (mamak seorang guru ternyata) lalu anak sematawayangnya yang dipanggil Ona belum pulang sekolah juga, ia kelas enam SD.

Kala itu waktu menunjukan pukul 11.30 WIT, dan aku mulai kelelahan. Ditunjukanlah kamarnya, nyaman sekali, mirip seperti penginapan di BPSDM. Oh iya, sebelumnya aku berharap bisa tinggal sendiri di rumah warga engga berdua sama peserta lain, eh ke kabul harapan aku dan sekarang peserta sendiri yang tinggal di rumah warga. Yang lain ada yang berdua dan ada yang tinggal di rumah Kewang. Habis itu aku beres-beres tas dan tiduran di kasur. Ga inget, lupa, forget, aku malah ktiduran sampai jam setengah satu. Tiba-tiba mamak dan Ona sudah pulang dan aku dibangunin untuk makan siang.

Hmmm.. makan. Hehee aku bersemangat walaupun awalnya malu-malu. Mamak masak ikan laut segar, terus ada tahu, sambal, ikan-ikan kecil (lupa lagi namanya susah dihafai. Kwkk)  dan ada umbi-umbian juga. Aku makan dengan lahap walupun malu. Sehabis itu, awal dan niatnya mau langsung cuciin piring beres makan, eh malah dilarang sama mamaknya dan ngga dibolehin sama sekali. Habis itu aku tanya Ona, dia mau main atau belajar kemana hari ini. ternyata dia mau belajar dan bermain bersama teman-temannya. Oke sip bungkus, aku ikut main bersama mereka.

Nahhh... aku sudah memiliki pasukan disini bersama anak-anak, pergi bermain sambil gaya bawa tas dan kamera. Ternyata anak-anak ini yang bernama, Meylani, Ona ping, Ona Oren, apindo, Grace, dan siapa lagi namanya susah dihafal wkwkwkk ada tugas sekolah yang mengharuskan mereka untuk mencangkok tanaman. Aku ajari lah caranya (untung tau wkkwk) mencangkok gra-gara cara mereka itu salah dan malah menggunakan pasir. Susahnya disini adalah, tidak ada tanah di sekitaran rumah, semuanya pasir. OMG. Aku coba tetep maksa sedikit ke anak-anak buat menggunakan tanah dan mencari tanah sekitaran rumah. Ternyata tetap tidak ada.

Jeng-jeng.. dapat tanah itu di puncak pemukiman warga, itu pun tanahnya seperti tanah cadas dan banyak warna emas-emasnya gitu. Perjalanan mendapatkan tanah itu lah yang menyenangkan. Pertama, kami tidak menggunakan jalan yang lazim digunakan alias kamimenaiki tebing. Tapi gara-gara menaiki tebing itu, kami jadi mengambil biji-bijikenari yang banyak ditanah dan sudah matang jatuh dari pohonnya. Terus terang aku baru pertama kali melihat buah kenari langsung bersama cangkang-cangkang dan pohonnya yang tinggi besar (fotonya di instagram ya). Kami mengumpulkan lah sampai dapat banyak dan mulai dikupas dengan digeprek oleh batu karena cangkangnya itu sangat keras. Sehabis itu disuruh makan lah buah kenari itu sama anak-anak. Sebenarnya aku sudah coba pas di BPSDM dan rasanya aneh menurut lidahku. Hehee

Habis itu... aku melihat di depan rumah warga sedang dijemurnya kue sagu. Ternyata kenapa dijemur yaitu untuk mengawetkan kue sagu tersebut supaya tahan lama (fotonya di instagram ya). Awalnya sempet dimarahin sama mamak pemilik kue sagu tersebut gara-gara kami melihat-lihat. Ketika sudah dijelaskan maksudnya, mamaknya tersenyum dan meminta maaf ke kami. Lalu perjalanan dilanjut dan anak-anak memainkan sebuah permainan jampi-jampi yang ditujukan untuk daun bambu kecil yang telah mereka ambil. Jampinya adalah “Nenek Kasur Merungkut” diucapkan berkali-kali dan memang daun bambu yang tadinya lebar datar dan biasa saja langsung menggulung membentuk sebuah tabung panjang kecil ketika anak-anak membacakan mantra tersebut. Tertariklah aku dan mencoba sampai mulut belepotan membacakan jampi-jampinya. Ehh iya merungkut daunnya. Hahaha

Akhirnya kami menemukan tanah yang sepertinya cocok untuk bahan mencangkok. Diambilah tanah tersebut dan kami menuju tempat awal ketika berangkat. Mencangkok dimulai, aku sedikit mengajarkan kepada anak-anak bagaimana caranya mencangkok tumbuhan, jelasnya pohon coklat. Mulai dari memilih batang yang hendak dicangkok, lalu mengupas kulitnya, mengerik kulit ari-arinya baru bisa ditempel tanah dan dibungkus menggunakan serabut kelapa. Cangkokan pertama aku yang buat untuk anak-anak melihat dan memperhatikan. Cangkokan kedua aku bantu sedikit sedikit dan semua anak mngerjakan cangkokan kedua (fotonya di instagram ya), kami diperhatikan oleh warga sekitar dan aku sempet ditanyai juga oleh bapak-bapak soal mencangkok. Asbun aja aku gara-gara si bapak nanyanya pakai bahasa Ambon. Hehee

Setelah itu aku disusul sama bapak Piaraku. Oh iya, bapak sama mamak Yapi ini merupakan bapak sama mamak piara aku selama tinggal di Haruku. Hehee aku disusul untuk segera menuju rumah Kewang. Asalnya mau diantar pakai motor, tapi aku mau jalan kaki sekalian main sama anak-anak biar tau juga daerah Haruku. Perjalanan lumayan dan aku mampir dulu ke rumahnya Meylain yang kebetulan ada dua temen aku juga disana. Pas tiba di rumahnya, mereka berdua sedang terlelap pulas dan dengan jailnya aku fotoin mereka. Hahaa perjalanan dilanjut, aku diajak sama anak-anak masuk ke gereja yang sedang direnovasi. Saat itu aku baru pertama kali masuk gereja seumur hidup aku, lihat dalamnya luas dan mereka minta di foto di tempat para pendeta berdiri.

Sehabis itu, aku ketemu tiga temenku yang mau ke rumah Kewang juga. Salah satunya ada Jacky. Kami menelusuri jalan dan mampir dulu ke sebuah Benteng peninggalan belanda (lupa lagi nama bentengnya) hehee. Setelah dari benteng, menyusuri pantai dan sampailah ke rumah Kewang. Disana kami bertemu mba Devi dan Kak Barak. Ada pak Martin juga yang merupakan orang Saparua dan sebagai narasumber kami tentang pulau haruku. Selain itu, ini hal yang aku tunggu dan pingin, ketemu dan ngobrol sama Om Elli. Tau kan siapa Om Elli? Hehee beliau adalah salah satu tokoh adat di rumah Kewang yang bertanggung jawab untuk Kewang Daratan. Aku mengikuti kegiatan Om Elli berupa memberi pakan burung Maleo. Burung Maleo ini adalah burung khas Haruku yang sudah mulai langka, maka dari itu Om Elli dan kawan-kawan memilih untuk menangkarkan burung tersebut agar tidak punah. Aku ditunjukan melihat telur burung Maleo yang terkubur dipasir lumayan dalam. Selain itu ada penyu juga yang dirawat karena badannya terluka. Ketika semuanya sudah sembuh, maka akan dikembalikan lagi ke alam bebas.

Sehabis mengikuti kegiatan Om Elli, seluruh peserta dan panitia berkumpul di dekat rumah Kewang untuk mebicarakan kegiatan besok dan mau meneliti apa saja. Aku pun menceritakan dan menyampaikan apa yang akan diteliti, yaitu tentang sistem kekerabatan pela pada jalur rempah. Ternyata anropologi ini sangat didukung oleh bapak Martin dan satu lagi bapak siapa lupa lagi namanya, hehee. Sampai-sampai bapaknya memberikan semua arahan harus apa dan bagaimana saja. Akhirnya muncul sebuah judul ke permukaan, yaituuuuu “Persaudaraan di Persimpangan Jalur Rempah”. Mau tau bagaimana latar belakangnya?? Nanti catatan lapangan selanjutnya yaa, dikarenakan penulis sudah lelah dan sudah malam. Hehehee aku akan berangkat ke negeri Rohumuni besok bersama baak martin, Jacky dan Azis, karena pusatnya disana dan kebetulan mereka berdua melakukan penelitian yang hampir sama denganku dan ada kaitannya dengan negeri tersebut. Yaitu penyebaran agama dan cikal bakal munculnya pela yang mana selanjutnya akan dikaji oleh sisi antropologisnya, hehehee

Akhir dari semua pembicaraan dan persiapan, menonton bareng lah video adat sasi lompa di rumah Kewang. Dan tidak terasa, senja sudah datang. Nahh disinilah orang-orang yang berburu ketenangan, keindahan, kenikmatan, dll yang perlu diabadikan berburu-buru untuk mendapatkan semua itu (termasuk diriku). Senja pun datang menyapa, walaupun jam menunjukan pukl 18.00 WIT, tapii fenomena yang muncul adalah Sunset yang begitu menakjubkan. (fotonya di instagram ya) aku bersama teman-teman tentunya menikmati semua itu dengan secangkir teh manis hangat dan pisang gula aren. Begitu nikmatnya berkah dan ekspedisi ini.

Akhirnya akhir dari semua perjalanan hari ini adalah, kami pulang ke rumah piara masing-masing dan beristirahat.. sampai menulis catatan ini. hehehe

Lihat postingan isntagramnya yaa.. terimakasih Harukui..

Haruku, 10 Oktober 2017
Ekspedisi Jalur Rempah 2017

Komentar

Postingan Populer