yang tidak salah adalah kesalahan itu sendiri

Tidak lagi mengerti dengan kehidupan ini, setidaknya kita belajar dari dosa yang sudah diperbuat. Kadang kita merasa tenang dengan apa yang telah kita perbuat di masa lalu, termasuk kemarin dan satu detik yang lalu pun ada masa lalu. Apa yang kita ketahui belum tentu bisa kita terapkan pada kehidupan kita sekarang, mencari ilmu terus-menerus tapi kita tidak paham makna untuk kehidupan yang sedang kita jalani sebenarnya seperti apa. Secara teori kita mengetahui bahwa itu adalah salah, misalnya, tetapi secara praktek kita malah terus mempraktekan sesuatu yang kita ketahui sebenarnya itu adalah salah.

Kita kadang bertanya-tanya, kenapa hal tersebut sering kita lakukan padahal kita tahu itu seharusnya tidak untuk kita lakukan. Kita yang bodoh, kurang iman, tidak tahu atau merasa tenang-tenang saja sehingga kadang kita lupa dan merasa lebih enak ketika sedang melakukan rutinitas kita yang terkadang mengandung sebuah dosa. Kebaikan selalu menghampiri, bahkan kita suka lupa caranya bersyukur dan kita malah mempertanyakan kenapa hidup terasa begini saja. Ketika kita sedang berada di ambang ketidak pastian dan ketidakberdayaan, barulah kita sadar memohon agar disadarkan dan mencari jawaban yang sebenarnya kita tahu jawaban tersebut namun kita dikelabui oleh dosa-dosa kecil yang semakin menumpuk.

Kita berbicara tidak untuk menghakimi seseorang, tetapi kita berbicara untuk semua, kita yang penuh dengan dosa. Tuhan lagi-lagi baik terhadap kita, Dia menyayangi hambanya walaupun hambanya tersebut dilumuri banyak dosa. Ia senantiasa menutup dosa-dosa kita ketika hidup di dunia ini. Semua akan ada balasan, kita meyakini kelak semuanya akan dibayar, entah dengan cara atau hukuman apapun. Mengetahui seseorang dengan kesalahan yang sama, kita merasa tenang, tapi disini pertanggung jawabanadalah secara perorang. Banyak pertanyaan yang bermunculan, diawali dengan kenapa dan seterusnya sehingga timbul lah rasa ketakutan yang amat besar. Rasa takut yang membuat tidak mau hidup lagi bahkan kita malah menghindardan terus berlari, padahal hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dan kita akan semakin terjerat dengan akar masalah dan menimbulkan dosa yang semakin besar.

Kita memilih sesuatu tentu sudah mempertimbangkan resiko yang alam didapat, jangan hanya banyak omongan jika omongan tersebut tidak dapat dibuktikan. Sedikitlah berucap agar orang lain tau bahwa kita diam sebagai emas yang mempunyai makna baik. Sekalipun pilihan yang kita ambil adalah yang terbaik, pasti ada resikonya juga, baik itu adalah baik dan sangat baik karena kita berbicara dalam konteks kebaikan. Namun pilihan yang kita ambil kayakanlah memaksakan kehendak dan kurang baik, kita tau itu salah tapi kelihatannya baik dan dirasakan baik walaupun memuaskan sesaat, jusru hal tersebut yang menimbulkan ketidak warasan dalam hati dan pikiran kita selanjutnya. Itu adalah sebagian resika atas pilihan kita dengan resiko lain di masa lain yang akan datang, lagi.


akhirnya aku tahu, aku adalah salahnya dalam diriku yang belum mengerti, ingin mengakhiri semuanya tetapi tidak berpikir panjang. Aku menyadari ketika ada sesuatu yang ganjal menghampiri diriku. Kadang aku bertanya di luar pemahamanku dan aku keluar bagai aku menilai sebagai objek yang netral di atas segala kekuatan yang dasyat. Begini, kenapa jika sesuatu hal yang membuat dan menimbulkan dosa atau ketidaknyamanan yang akhirnya harus kita pertimbangkan dan pertanggung jawabkan, kenapa harus ada di dunia ini  kenapa kita harus tau dan kenapa hal itu diciptakan. Itu jika aku keluar dari pemahamanku tentang apa yang aku pegang. Tetapi aku tahu jawabannya atas pemahaman yang sudah ku pegang dan sedang ku perbaiki. Cukup sampai saat ini, beri aku jalan untuk memperbaiki, kalau kesempatan, rasanya aku sudah membuang banyak kesempatan yang telah diberi.

Komentar

Postingan Populer