Rindu Yang Tertahan

Butiran demi butiran terkumpul
Dengan maksud ku rangkai perlahan
Namun ketika itu sehelai benang sedang kusut
Tak mampu dengan hati merangkai sang butiran.
Perlahan dengan pasti periuk itu menampungnya
Bak lautan yang setiap hari dihujam ribuan hujan
Ia rela hari demi hari semakin meluas
Demi sang benang yang mungkin perlahan mulai tak kusut.
Gundah
Gulana
Rela
Terlena
Perlahan mulai hilang ketika angin menyongsong.
Terlintas dipikiranku semuanya akan tiba
Ya, lautan
Ada badai
Tsunami
Kumolonimbus
Petir
Hujan
Sesampai aku sendiri tenggelam di dalamnya.
Tetapi, sang angin yang melintas berkata
Lautan akan indah pada akhir penantian sang butiran
Akan ada lautan indah
Berwarna biru
Percikan air yang menyilaukan
Hangat oleh senja
Sejuk oleh pagi
Segar oleh siang
Dan romantis oleh malam.
Sampai nanti sayang, lautan itu akan penuh
Dan akan terhisap olehmu butiran itu.
Iya, aku rindu namun ku tau tak tepat
Waktu adalah petunjuk di mana aku harus hadir
Bak sang peta menujumu dan cintamu..


Sagalaherang, 27 Juli 2016.
Salam rindu, Mela.

Komentar

Postingan Populer