Resensi Novel Pas SMA..

FENOMENA CINTA
 YANG DILANDASI FILOSOFI RELIGI
RESENSI


Oleh:
Mela Maulani
XI IPS 2

SMA NEGERI 1 PANAWANGAN
Jln. Raya Ciamis-Cirebon KM.159 Panawangan 46255
2013 / 2014



            Telah di sahkan dan di periksa pada tanggal.................................. dengan nilai.................... oleh Guru Bahasa Indonesia










Muhammad Farid, S.Pd.
NIP.196810122003121001




RESENSI NOVEL

Judul Buku   : Ku Ingin Jadi Sajadahmu
Pengarang     : Fahri F. Fathoni
Penerbit        : Safirah
Tahun terbit : 2013
Ukuran         : 14 x 20 cm
Tebal buku   : 216 halaman
Harga           : Rp. 30.000,-


SINOPSIS
          Fira Anggraheni, gadis penjual nasi uduk asal Klaten, hanya hidup berdua dengn adiknya, Farid. Semenjak orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, ia bertekad hidup mandiri.
          Perjalanan hidup membawanya mengikuti lomba masak yang diselenggarakan oleh Pluto TV Jakarta. Lewat segala usaha, akhirnya ia berhasil menginjakan kaki di Ibukota. Namun, kebahagiaan yang sempat ia cecap tidak bertahan lama. Sang suami, Robert Brady, tega menjual Fira kepada temannya, kemudian hilang meninggalkan Fira dalam kondisi hamil. Tidak hanya itu, seseorang telah memfitnah Fira membunuh Robert Brady.
          Akhirnya, Fira menemukan kebahagiaannya dan ia menikah lagi dengan seorang pemuda yang menolongnya dulu pada saat terjatuh dari sepeda, yaitu Taufik.



RESENSI
Fahri F. Fathoni, adalah novelis berbakat yang mencoba membuat novel-novel bertemakan cinta yang religius. Dalam karya-karyanya, Fahri berusaha membicarakan agama dan segi cinta berahi umat manusia. Hampir semua novelnya bertemakan cinta religi, seperti Ku Ingin Jadi Sajadahmu, dsb.
          Jika diteliti lebih jauh lagi, ternyata novel-novel karya Fahri ini, hanya untuk hiburan semata, dan hal ini mengakibatkan novelnya menjadi novel-novel populer yang hanya berisi cerita-cerita ringan pengisi waktu luang.
          Berbeda dengan novelis-novelis besar  seperti Hamka, Marah Rusli, Mochtar Lubis, dan sastrawan-sastrawan besar lainnya yang membicarakan cinta dengan dilematik dan problem permasalahan budaya agama serta moralitas yang mengemudikan alur cinta tokoh utama, sehingga permasalahan cinta justru menjadi bumbu dalam membicarakan budaya  moral dan agama.
          Namun, Fahri novelis yang produktif dan mempunyai peluang besar untuk menjadi sastrawan legendaris seperti Hamka, Marah Rusli, dsb.
          Novel ini memiliki desain jilid buku bagus, lebih tersudut pada aspek religi, lengkap dengan pengantar penulis, daftar isi, dan biografi penulis.
          Namun, sayangnya novel yang bersudut pada aspek religi ini cinta lebih di utamakan, padahal dalam agama islam tidak ada istilah cinta, karena cinta merupakan nafsu dan itu termasuk dosa, sebab termasuk mengumbar sahwat dan termasuk kategori zina, yang diantaranya dalam islam disebut istilah zina mata, zina hati, zina kelakuan. Novel ini bertemakan cinta religi yang cinta tersebut mengemudikan dilematik dan problem permasalahan budaya agama serta moralitas. Lalu, penggunaan bahasa kuarang efektif dan katanya itu lagi dan itu lagi.
          Dalam novel ini, gaya bahasa yang banyak digunakan yaitu Personifikasi. Contohnya  dalam kalimat “suara yang membuat pohonyang tertinggi sampai rerumputan dan binatang-binatangnya mendayu menyebut nama-Nya dan bersujud pada-Nya.” Pada halaman 9, “mentari tampak gagah di ufuk timur.” Halaman 20. “udara sejuk membelai hidungku dengan lembut” dll. Yang kedua Hiperball, contohnya dalam kalimat “angin subuh menghantam dinding rumahku yang terbuat dari bambu.



Tema dari novel yang berudul “Ku Ingin jadi Sajadahmu” ini bertemakan Fenomena Cinta yang dilandasi Filosofi Religi.

Amanat yang terkandung dalam novel ini yaitu, jika mendapat kesenangan, kita harus senantiasa bersyukur, jika mendapat cobaan, kita harus senantiasa bersabar, tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan besar, karena kesempatan itu tidak akan datang dua kali.

Dalam novel ini, gaya bahasa yang banyak digunakan yaitu Personifikasi. Contohnya  dalam kalimat “suara yang membuat pohonyang tertinggi sampai rerumputan dan binatang-binatangnya mendayu menyebut nama-Nya dan bersujud pada-Nya.” Pada halaman 9, “mentari tampak gagah di ufuk timur.” Halaman 20. “udara sejuk membelai hidungku dengan lembut” dll. Yang kedua Hiperball, contohnya dalam kalimat “angin subuh menghantam dinding rumahku yang terbuat dari bambu.

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ke satu, karena dalam semua ceritanya, pelaku selalu menyebut  aku.

Alur cerita dari novel ini yaitu alur maju. Karena pemeran atau tokoh menjadi sukses seiring dengan berjalannya waktu, tidak kembali  ke masa lalu.

Latar dari cerita novel ini yaitu di Rumah, Pasar, Jakarta, Musola Pasar, Rumah Paman Hadi, Kafe Tirai, Kantor Polisi, Rumah Pak Toha
Pemeran utama dari novel ini yaitu Fira Anggraheni (berwatak baik, penyabar, dan penyayang).

          Peran Pembantu terdiri dari Tokoh Pentagonisnya yaitu Farid (merupakan adik dari Fira, ia berwatak baik dan penyabar) Dewi (merupakan sahabat Fira, ia baik dan ramah) Bu Rini (teman Fira berjualan di pasar, berwatak baik, dan suka menolong) Bu Yayuk (teman Fira berjualan di pasar, berwatak baik, dan suka menolong).

          Tokoh Antagonisnya yaitu Robert Bradi (Suami Fira, ia berwatak jahat dengan tega meninggalkan Fira dalam kondisi  hamil, dan menjual Fira kepada temannya).

          Tokoh Protagonisnya yaitu Robi (pegawai di restoran, ia berwatak baik dan suka menolong) Edo (pegawai di restoran, ia berwatak baik dan suka menolong) Erni (pegawai di restoran, ia berwatak baik dan suka menolong) Taufik (pegawai di restoran, ia berwatak baik dan suka menolong) Siti (pegawai di restoran, ia berwatak baik dan suka menolong)Pertiwi (teman Fira di penjara, ia berwatak baik, namun bicaranya seperti preman) Susi (teman Fira di penjara, ia berwatak, sirik, beloon, dan agak baik)





















BIOGRAFI PENGARANG

          Fahri F. Fathoni, lahir 17 Januari 1994 di Klaten Jawa Tengah. Di kota yang terletak di antara kota Solo dan Jogja itu, ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar  Negeri 3 Kelapu, Sekolah Menengah Pertama Negri 4 Delanggu, dan Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Klaten.pada tahun 2010, pernah menjadi juara III lomba penulisan cerpen tingkat kabupaten yang diadakan oleh PD IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Klaten.
          Fahri F. Fathoni, adalah novelis berbakat yang mencoba membuat novel-novel bertemakan cinta yang religious. Dalam karya-karyanya, Fahri berusaha membicarakan agama dan segi cinta berahi umat manusia. Hampir semua novelnya bertemakan cinta religi, seperti Ku Ingin Jadi Sajadahmu.
          Jika diteliti lebih jauh lagi, ternyata novel-novel karya Fahri ini, hanya untuk hiburan semata, dan hal ini mengakibatkan novelnya menjadi novel-novel populer yang hanya berisi cerita-cerita ringan pengisi waktu luang.
          Berbeda dengan novelis-novelis besar  seperti Hamka, Marah Rusli, Mochtar Lubis, dan sastrawan-sastrawan besar lainnya yang membicarakan cinta dengan dilematik dan problem permasalahan budaya agama serta moralitas yang mengemudikan alur cinta tokoh utama, sehingga permasalahan cinta justru menjadi bumbu dalam membicarakan budaya  moral dan agama.
          Namun, Fahri novelis yang produktif dan mempunyai peluang besar untuk menjadi sastrawan legendaris seperti Hamka, Marah Rusli, dsb.



BIOGRAFI RESENSATOR

          Mela Maulani, lahir di Ciamis pada tanggal 15 Agustus 1996. Dibesarkan oleh seorang ayah tercinta bernama Rachmat dan ibu tersayang bernama Aah Syariah. Anak ke dua dari tiga bersaudara ini, Mela menyelesaikan pendidikan di TK Rantai Kencana Desa Sagalaherang selama satu tahun.
Setelah itu, masuk ke Sekolah Dasar Negri 1 Sagalaherang. Prestasi yang prnah di capai selama sekolah di SD ini yaitu, menjadi juara 2 tingkat kelas satu SD, dan juara 1 pada tingkat kelas empat SD.
Lulus dari SD, Mela masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Panawangan. Di SMP ini, kegiatan ekskul yang di ikuti Mela yaitu PASKIBRA dan Dewan Penggalang.
Tahun 2012 lulus dan masuk ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Panawangan. PMR, PASKIBRA, PRAMUKA, dan IRMAS adalah ekskul yang Mela ikuti. Prestasi yang lebih menonjol yaitu di bidang ke-PMRan. Yaitu juara 2 Lomba Lintas Alam Forpis se-kabupaten Ciamis, Juara 3 dalam lomba Jumbara se-kabupaten Ciamis kelompok berregu.
Sekarang, Mela menjabat sebagai ketua PMR WIRA di SMA Negeri 1 Panawangan, Sekretaris OSIS, dan Sekretaris Forum Remaja Palang Merah Indonesia (FORPIS) Kabupaten Ciamis.


Komentar

Postingan Populer