Berlatar Belakang Sejarah: Apa Kabar Rempah Indonesia Sekarang?


Oleh Mela Maulani

Indonesia merupakan sebuah negara yang meliki letak geografis sangat strategis. Dilalui garis lintang khatulistiwa membuat Indonesia menjadi negara yang amat subur. Sumber daya alam melimpah dimana-mana yang membuat negara lain iri dan mendatangi Indonesia berbondong-bondong. Kalian pasti mengenal Jalan Sutra bukan? Ya.. berawal dari para pedagang China, India, Arab sampai orang-orang bangsa Eropa datang ke Indonesia untuk berdagang dan membeli hasil bumi Indonesia. Maka, terciptlah jalur-jalur perdagangan yang disebut Jalan Sutra, baik daratan maupun lautan.

Orang luar ini sangat tergiur akan suburnya Indonesia, terutama rempah-rempahnya. Daerah yang pertamakali didatangi adalah Maluku. Wah.. ada apa nih dengan Maluku?? Maluku yang orang Arab sebut Jazirah Al-Mulk merupakan daerah dengan seribu rempah-rempahnya, terutama di Ternate, Ambon dan Banda. Salah satu rempah yang paling terkenal sampai sekarang juga adalah Cengkih yang merupakan rempah asli Maluku Indonesia. Wow.. hebatkan Maluku? Ya iyalah, Indonesia punya. Hehe .. Dahulu, cengkih ini menjadi populer banget dikalangan orang Eropa, maka dari itu orang Eropa berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk mencari dan membeli rempah tersebut. Tapi ujungnya, ko Indonesia malah di jajah ya?

Terkenal dengan keramahannya, Indonesia sangat disukai oleh orang luar. Mungkin, saking baiknya jadi dimanfaatkan orang.  Itulah yang terjadi di Indonesia. Awalnya bangsa Eropa datang dengan merampas kekayaan Indonesia, kemudian diusirlah orang Eropa itu. Tapi, bangsa Eropa datang lagi dan diterima dengan baik oleh orang Indonesia. Lah kenapa bisa begitu ya? Singkat cerita, kata dosenku, bahwa bangsa Eropa ini sebelum datang lagi ke Indonesia, mereka mempelajari orang-orang di Indonesia, bahasanya dan kebudayaannya seperti apa. Hm.. menarik juga ya.. Mereka belajar dari para ilmuan-ilmuan yang sebelumnya sudah mempelajari Indonesia, termasuk katanya belajar dari Antropolog. Wah.. cita-citaku tuh. Hee.

Merka mempelajari tentang Indonesia terutama orang Maluku supaya bisa diterima dengan baik dan bisa membeli rempah-rempahnya dengan harga murah. Kemudian rempah tersebut dibawa ke Eropa dan dijual disana dengan harga yang selangit alias mahal. Akibatnya, munculah sistem kapitalisme, yaitu sistem yang kaya semakin kaya (pemilik modal, alat produksi dan tanah) yang miskin semakin miskin (para kaum buruh), kasarnya seperti itu. Dimana, orang Maluku terjajah oleh bangsa Eropa yang merampas rempah-rempah milik Maluku ini. Sehingga sampai sekarang, terus terjadi kesenjangan antara pemilik tanah dan masayarakat yang bekerja sebagai buruh. Padahal itu tanah lahir mereka loh, kesuburannya milik mereka. Tapi apalah daya ketika yang berkuasa semakin berkuasa.

Lalu, timbul lah pertanyaan : Apa kabar rempah Indonesia sekarang? Hmm.. dimana-mana, kabar selalu ada dua, yaitu baik dan buruk. Begitu pula dengan rempah Indonesia nih. Pertama aku akan menceritakan kabar buruknya dulu. Berdasarkan berita yang dimuat di harian Kompas pada 23 Februari 2017, proses pengujian dan sertifikasi keamannan pangan dikeluhkan, termasuk rempah-rempah di dalamnya. Kenapa ya? Ceritanya, sarana dan layanan pendukung ekspor rempah di Indonesia dinilai belum memadai. Terus pengujian pangan di laboratorium Indonesia memakan waktu lama yang mengancam gagalnya ekspor rempah ke Indonesia. Kenapa gagal ya? Jawabannya, ketika rempah disimpan dalam waktu lama, maka jamur akan dengan mudah tumbuh terutama pada daerah lembap. Hal inilah yang menarik perhatian Ketua Umum Dewan Rimpah Indonesia, Gamal Nasir. Beliau berharap pemerintah Indonesia melirik potensi rempah yang sangat besar, minimal dengan memperbaiki sarana dan prasarananya. Begitu katanya.

Kedua, kabar baik. Wah paling sumeringah nih kalau bicara yag baik-baik. Hee. Sebuah konferensi diadakan pada 26 April 2017 di Jakarta dengan judul Press Release Konferensi Nasional Perkebunan Rakyat Indonesia. Wah.. Namanya aja udah keren ya. Konferensi ini merupakan konferensi nasional pertama di Indonesia yang bertujuan memperkuat perkebunan rakyat menuju perkebunan yang lestari dan berkeadilan sosial (termasuk rempah juga di dalamnya). Kenapa tujuannya seperti itu, kembali lagi ke jaman dulu sejarah Indonesia yang dijajah gara-gara rempahnya sangat melimpah dan terjadi kesenjangan antara pemilik tanah dan masyarakat biasa. Gerakan ini dibuat karena produksi perkebunan menurun drastis dan masyarakat pedesaan semakin berkurang yang ingin menjadi petani. Sangat disayangkan sekali yaa.

Kembali ke Maluku sebagai pusat rempah terbesar di Indonesia, ada kabar yang sangat baik banget nih. Mau tau? Kabarnya adalah, Maluku akan memiliki Museum Rempah. Mantap kan Maluku. Rencana ini disusun oleh Dirut Kabare Media Group, Reza VM, dan Duta Besar/Staf khusus Menlu untuk strategi-strategi khusus. Rencananya, museum rempah ini akan dilengkapi dengan kebun raya yang diharapkan bakalan menjadi tempat wisata dan ikon rempah Maluku.

Begitulah kabar buruk dan baik yang bisa aku ceritakan berdasarkan fakta dan isu-isu yang sedang hangat sekarang. Lalu, apa sih peran kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia terutama seorang mahasiswa? Yang pastinya terus mendukung program yang memperbaiki Indonesia kedepannya, terutama tentang rempah ini yang menjadi potensi besar bagi Indonesia sendiri. Tapi jangan cuman mendukung dalam diam ya, bisanya iya-iya aja kaya aku. Hee. Kita dituntut untuk bersikap kritis mengenai kebijakan yang ada di Indonesia sendiri. Dengan merealisasikan program yang dibuat dengan sangat baik dan mendukungnya, itu sudah merupakan bagian dari bersikap kritis. Minal kita terapkan di lingkungan tempat tinggal kita sendiri. Bahwa ini loh program untuk memperbaiki perkebunan dan rempah Indonesia. Tapi kita juga harus teliti dengan kebijakan yang ada dan baru dibuat, ini cocok engga dengan masyarakat kita, bisa diterima secara baik engga, mampu engga kita melaksanakannya. Jangan asal hajar aja apapun itu. Pertama harus kita pelajari, kalau udah bisa baru kita terapkan.


Akhirnya.. Begitulah kabar rempah Indonesia sekarang yang memiliki dua sisi yang saling melengkapi. Menarik ya, apalagi jika kita bisa survey dilapangan apa yang terjadi sebenarnya, selain dari berita dan isu-isu yang ada akhir-akhir ini. Patut kita syukuri juga, Indonesia sangat subur akan rempah-rempahnya. Aku bangga menjadi bagian dari Indonesia, bagamaina dengamu?

Komentar

Postingan Populer